Monday, June 16, 2008

Penelitian E-LEARNING SEBAGAI RANAH PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA DI UPI KAMPUS SUMEDANG

Iswara
E-LEARNING SEBAGAI RANAH PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA DI UPI KAMPUS SUMEDANG

Pengantar
Pada saat ini internet mulai merambah ke segala bidang, mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, hobi dan lain-lain. Bila pada sekitar tujuh tahun yang lalu tidak ditemui warung internet (warnet, internet café) di kota-kota, kini warnet telah banyak dijumpai di kota-kota.
Fenomena dikenalnya internet oleh masyarakat tidak terlepas dari keyakinan akan kekuatan internet sendiri di masa depan. Bila pada tahun 1970-an televisi dianggap sebagai barang baru dan mewah, pada tahun 2000-an (tiga puluh tahun kemudian) televisi telah menjadi barang yang biasa bahkan di pelosok-pelosok desa. Bila internet pada tahun 2000-an dianggap baru dan mewah, bukan tidak mungkin pada sepuluh atau lima belas tahun mendatang, pelosok-pelosok desa telah menjangkau internet. Ketika televisi diyakini sebagai alat telekomunikasi pemersatu, negeri ini mengejar penggunaan televisi hingga ke desa-desa. Demikian pula ketika internet diyakini memberi manfaat yang lebih besar daripada televisi, negeri ini mengejar penggunaan televisi hingga ke desa-desa.
Penggunaan internet bisa saja dimassalkan hingga ke desa-desa. Tetapi negeri ini masih mempunyai ganjalan yang cukup besar bagi pengembangannya yaitu adakah masyarakat siap untuk mendukung internet? Bila pertanyaan ini dilontarkan di kota-kota besar jelas jawabannya, ”Ya”. Dengan demikian akan terlihat kota-kota besar telah mempunyai server yang memusatkan administrasinya dengan internet. Tetapi bila pertanyaan ini dilontarkan ke desa-desa, belum tentu jawabannya, ”Ya”.
Berdasarkan pengamatan sepintas, pengguna internet pada saat ini lebih banyak kaum muda daripada orang-orang tua. Munculnya warung internet mendorong pemuda-pemuda untuk mencari tahu wujud internet yang sebenarnya. Berdasarkan jam terbang pun seseorang akan mengetahui berbagai fasilitas yang terdapat di internet seperti browsing, e-mail, chat (misalnya mIRC, yahoo messenger), video chatting, atau voice over internet protocol (VoIP).
Aktifitas browsing mungkin merupakan salah satu aktifitas internet yang paling sering dilakukan. Dengan browsing, seorang pengguna internet akan memperoleh teks yang diinginkannya. Pada saat ini dengan browsing tidak hanya teks yang bisa diperoleh melainkan bisa multimedia (hypertext) seperti foto (jpg, gif) rekaman suara (MP3, wav), film (DAT, 3GP, AVI), animasi (swf) atau dokumen lainnya (doc, xls, pdf, txt).
Seorang administrator (biasanya disingkat admin) situs e-learning tentu dapat melihat potensi penelitian dalam e-learning. Tetapi tidak mereka saja. Orang-orang yang telah menggunakan internet pun (atau menggunakan e-learning) dapat melihat potensi penelitian itu. Ranah penelitian e-learning memang boleh dikatakan masih baru, karena memang munculnya e-learning ini pun ramainya belum sampai belasan tahun. Sekalipun sejak dahulu telah ditemukan berbagai program pembelajaran seperti computer assisted instruction (CAI) dan semacamnya, program pembelajaran seperti itu berkembang pesat setelah ditemukannya internet, bahkan setelah ditemukannya bahasa pemrograman internet seperti active server pages (ASP) dan personal homepages: hypertext preprocessor (PHP).

E-learning berbasis Moodle di Internet
Pada saat ini Moodle sebagai sistem manajemen pembelajaran (course management system) merupakan salah satu program internet yang sangat terkenal karena merupakan program gratis dan terbuka (free, open source software package). Pengguna tinggal men-download-nya dan menginstalnya di server. Pengetahuan dasar yang mesti dimiliki pengguna adalah bahasa pemrograman dasar internet personal homepages: hypertext preprocessor (PHP). Dengan memahami bahasa PHP, seorang pengguna dapat menyetel bahkan mengubah tampilan Moodle (lihat http://moodle.org).
Hingga saat ini sudah banyak situs yang menggunakan program Moodle. Pengguna-pengguna program Moodle dapat dilihat di http://moodle.org/sites/ di antaranya FPMIPA UPI (http://fpmipa.upi.edu/kuliah) dan Universitas Terbuka (http://student.ut.ac.id/), ITB (http://kuliah.itb.ac.id/), Fisika UI (http://e-learning.fisika.ui.ac.id/), FE UGM (http://www.mep.ugm.ac.id/moodle). Beberapa institusi yang terdaftar di situs resmi Moodle bahkan merupakan sekolah menengah dan kursus.

Situs UPI Kampus Sumedang
Mulai pertengahan tahun ini (sekitar bulan Juni 2007) UPI Kampus Sumedang telah mengembangkan situs e-learning. Para pengajar dan pembelajar dapat mengakses situs e-learning ini dari alamat http://kd-sumedang.upi.edu. Situs ini didukung penuh oleh teknologi Moodle (moodle.org). Teknologi Moodle merupakan teknologi e-learning yang dikenal luas oleh pengguna / programer internet berbasis personal home pages (PHP: Hypertext Preprocessor) karena berupa open source program. Sekali program ini terpasang di server, pengguna (pengajar dan pembelajar) dapat melakukan berbagai aktifitas belajar-melajar dengan basis e-learning.
Di UPI Kampus Sumedang sendiri terdapat beberapa pengajar yang berpotensi untuk dapat menggunakan Moodle sepenuhnya (lihat boks angket). Pelajaran-pelajaran bahasa, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan alam berpotensi dikembangkan di sana. Setidaknya di UPI Kampus sumedang sendiri terdapat dosen teknologi informasi dan komunikasi dan dosen penggunaan komputer bagi pengajar taman kanak-kanak.
Salah satu pertanyaan mengemuka berkenaan dengan internet dan e-learning. Perlukah penguasaan teknologi informasi bagi pengajar sekolah dasar dan taman kanak-kanak? Seorang dosen teknologi informasi dan komunikasi (DTIK) UPI Kampus Sumedang berpendapat bahwa calon pengajar sekolah dasar dan taman kanak-kanak tidak kurang perlunya dalam penguasaan teknologi informasi karena era perdagangan bebas memungkinkan pengajar untuk mempunyai kualitas demikian. Tidak diragukan lagi bahwa komputer tidak hanya diperlukan oleh orang berdisiplin ilmu komputer saja. Komputer bahkan telah menjadi kebutuhan pribadi setiap individu. Idealnya, satu komputer untuk satu orang. Hal ini menjadi salah satu dasar dikembangkannya e-learning di UPI Kampus Sumedang.
Dari tampilan luarnya situs UPI Kampus Sumedang ini dikembangkan dari theme yang berbeda dari default Moodle. Situs UPI Kampus Sumedang menggunakan theme silver sehingga ketika seseorang mengaksesnya, terlihat situs ini didominasi oleh warna perak dengan tulisan yang jelas berwarna hitam. Situs ini masih menggunakan default bahasa Inggris. Sekalipun demikian, pelajaran-pelajaran yang di-upload di sana menggunakan bahasa Indonesia. Program Moodle sebenarnya dapat diinstal dengan berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Halaman awal situs ini menampilkan berita, pemberitahuan dan kolom login.

Pada umur yang relatif muda, situs ini memang baru menampilkan berita, di antaranya berita pelatihan asesor yang diikuti dosen UPI Kampus Sumedang (Agustus), praktik pengalaman lapangan (PPL) kependidikan (Agustus), kuliah kerja nyata UPI Kampus Sumedang (Juli), penerimaan mahasiswa baru (Juni). Pada situs ini pula terdapat beberapa kuis dan survey yang merupakan contoh (demo) bagi pengajar untuk dapat menyusun kuis yang relevan dengan mata kuliahnya masing-masing. Kuis yang ditampilkan sebagai contoh ialah kuis kebersihan (IPS), sastra, dan matematika. Tanpa harus log-in, pengguna dapat mencoba kuis ini. Pengguna kuis ini dituntut untuk mengerjakan soal pilihan jamak (multiple choice) dan esai singkat. Karena hanya contoh, soal yang diberikan tak lebih dari 10 soal. Pengakses soal langsung mendapatkan nilai setelah mengerjakan soalnya. Selain terdapat kuis, sekalipun belum terdapat di situs ini, e-learning berbasis Moodle memungkinkan pengajar dan pembelajar berinteraksi melalui pengiriman tugas-tugas atau memasuki ruang obrol (chat), atau berkirim pesan (offline messages, seperti e-mail).
Di samping berita dan kuis, dalam situs ini pun terdapat link pada situs Moodle lainnya, di antaranya situs FPMIPA UPI Bandung (http://fpmipa.upi.edu/kuliah), FPTK UPI Bandung (http://fptk.upi.edu), dan Universitas Terbuka (http://student.ut.ac.id/). Dengan melihat situs lain dalam link ini, pengajar dan pembelajar dapat melihat potensi pengembangan situs UPI Kampus Sumedang bagi mereka sendiri. Salah seorang dosen UPI Kampus Sumedang telah berkomunikasi dengan dosen FPMIPA berkenaan dengan penggunaan Moodle. Dosen UPI Kampus Sumedang lainnya bahkan diizinkan melihat video presentasi dosen FPMIPA sebagai bagian dari kegiatan Moodlenya. Bertukar informasi, berkirim pesan, mengisi bulletin board merupakan kegiatan yang lazim dilakukan bahkan di situs resmi Moodle (moodle.org).
Selanjutnya, bila seseorang diizinkan log-in ke dalam situs UPI Kampus Sumedang ini, ia dapat mengakses mata kuliah yang ada di dalamnya. Dalam situs ini terlihat beberapa mata kuliah tengah dikembangkan. Mata kuliah ini terlihat masih dalam pengembangan dan tidak terkunci oleh password. Mata kuliah yang terlihat di situs ini adalah (1) Dasar-dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, (2) Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Rendah, (3) Teori dan Sejarah Sastra, (4) Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar: Teori dan Praktik, serta (5) Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi. Pada mata kuliah Teori dan Sejarah Sastra terdapat beberapa diskusi awal berkenaan dengan beberapa materi kuliahnya berupa link pada beberapa situs sajak dan file pembacaan sajak.
Menurut salah seorang dosennya yang merupakan admin dari situs UPI Kampus Sumedang, penggunaan e-learning ini memungkinkan banyak potensi bagi para pengajar (dosen) dan pembelajar (mahasiswa) UPI Kampus Sumedang. Potensi ini bisa disertakan dalam penelitian pada setiap disiplin ilmu berkenaan dengan e-learning, misalnya berkenaan dengan prosedur, efektifitas dan efisiensi. Modul Moodle sendiri dapat dikembangkan menurut situs resminya. Untuk mendukung penelitian seperti itu, Moodle mempunyai perangkat survey yang telah diinstal di situs UPI Kampus Sumedang.
Di UPI Kampus Sumedang terdapat 25 komputer yang online dengan network internet. Kedua puluh lima komputer itu terdapat dalam satu gedung yang dibagi menjadi dua ruang. Sekalipun rasio jumlah komputer dengan mahasiswa tidak ideal, keberadaan komputer itu amat meringankan dahaga keingintahuan pembelajar tentang teknologi internet. Selain 25 komputer itu, ada pula komputer lain yang dijalankan di luar network yaitu satu buah di gunakan sebagai administrasi perpustakaan, tiga buah di kantor akademik, dan dua buah digunakan di kantor tata usaha. Beberapa laptop digunakan sebagai pesawat portable untuk presentasi di kelas-kelas tertentu dan kelas pascasarjana. Tidak seperti di UPI.net Bumi Siliwangi dan Pascasarjana UPI Kampus Bumi Siliwangi, UPI.net Kampus Sumedang belum memasang hotspot WiFi di kampusnya. Di Sumedang sendiri pada saat ini (di luar Jatinangor) hanya UPI Kampus Sumedang yang merupakan kampus yang online.
Keberadaan situs ini akan bergantung pada potensi pengajar dan pembelajarnya. Menurut Erik, salah seorang pembelajar UPI Kampus Sumedang, penggunaan e-learning bagi pembelajar dapat saja diwajibkan. Pengajarlah yang mempunyai inisiatif untuk menentukan penggunaan media e-learning itu. Menurutnya pula partisipasi pembelajar secara mutlak diperlukan mengingat pentingnya penguasaan komputer seiring tuntutan zaman.
Sebanyak 35 lembar angket yang disebar kepada para pembelajar UPI Kampus Sumedang dan 10 lembar disebar kepada pengajar UPI Kampus Sumedang menunjukkan 53,33% dari responden cukup tertarik pada situs UPI Kampus Sumedang (http://kd-sumedang.upi.edu). Namun, dari pembelajar itu 42,22% dari responden mengaku kurang tertarik pada e-learning. Diketahui pula bahwa selama ini 60,00% dari responden merasa kurang terbantu dengan e-learning (lihat bantuan e-learning dalam pendidikan).

Hasil angket di atas merupakan gambaran bagi pembelajar dan pengajar UPI Kampus Sumedang tentang e-learning dan situs http://kd-sumedang.upi.edu. Harapan bagi pengembangan wawasan pengajar dan pembelajar UPI Kampus Sumedang jelas terbuka lebar mengingat umur situs ini yang masih relatif muda, atau boleh dikatakan masih bayi (dua bulan sejak Juni 2007).

Potensi Penelitian Pendidikan Bahasa
Wilayah penelitian pendidikan berikut merupakan modifikasi dari pendapat Arikunto (1999: 295) berkenaan dengan objek atau sasaran evaluasi program.

Melihat banyaknya wilayah penelitian di atas, seorang calon peneliti tentu dapat melihat wilayah mana yang paling memungkinkan baginya untuk diteliti. Penelitian berkenaan dengan e-learning pada wilayah di atas masih tergolong baru sehingga amat menarik untuk dikembangkan.
Sebagai pembanding dapat digunakan Nurgiyantoro (1988) berkenaan dengan penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Nurgiyantoro menguraikan contoh penilaian dalam pembelajaran berdasarkan tingkat kategori Bloom: (1) tingkat ingatan, (2) tingkat pemahaman, (3) tingkat aplikasi, (4) tingkat analisis, (5) tingkat sintesis, (6) tingkat evaluasi. Uraian berikut dimodifikasi dari Nurgiyantoro (1988) di antaranya
1. tes kompetensi kebahasaan
tes struktur tata bahasa
tes kosakata
2. tes kemampuan reseptif
tes kemampuan menyimak
tes kemampuan membaca
3. tes kemampuan produktif
tes kemampuan berbicara
tes kemampuan menulis
4. tes kesastraan
tujuan, bahan dan penilaian dalam pengajaran kesastraan
pendekatan taksonomis tes kesastraan
penilaian ranah kognitif
penilaian ranah afektif
penilaian ranah psikomotor
tingkatan tes kesastraan
tes kesastraan kategori Moody
tes kesastraan tingkat informasi
tes kesastraan tingkat konsep
tes kesastraan tingkat perspektif
tes kesastraan tingkat apresiasi

Penilaian dalam pembelajaran sangatlah penting karena menjadi indikator keberhasilan pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran pun dapat menjadi bagian penelitian e-learning.
Van Dalen (1962) dan McMillan-Schumacher (1989) mengungkapkan dasar pemerolehan pengetahuan melalui penelitian. Selain itu mereka menguraikan sejumlah pembahasan dalam penelitian pendidikan. Van Dalen (1962: 175) mengungkapkan penilaian efektifitas pembelajaran (assessment of teacher effectiveness).

Wawasan berkenaan dengan lingkup penelitian pendidikan akan diungkap McMillan-Schumacher (1989) berkenaan dengan penelitian kuantitatif maupun kualitatif; penelitian evaluasi (evaluation research) dan penelitian komunikasi kependidikan (communication of educational research).
Berdasarkan uraian Arikunto (1999), Nurgiyantoro (1988) atau Van Dalen (1962) di atas, keberadaan e-learning amat relevan dengan penelitian pendidikan. Ranah-ranah yang dapat diteliti pun demikian beragam yang memungkinkan untuk diadakan sebuah penelitian besar yang memayungi penelitian-penelitian lainnya yang lebih kecil.

Daftar Pustaka
Arikunto, S. (1999) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (1989) Manajemen Penelitian. Jakarta: Depdikbud.
http://moodle.org
http://kd-sumedang.upi.edu
McMillan, J.H; S. Schumacher (1989) Research in Education: A Conceptual Introduction (2nd edition). Virginia: Harper Collins.
Nurgiyantoro, B. (1988) Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Van Dalen, D.B. (1962) Understanding Educational Research. New York: McGraw-Hill.

0 comments: