Monday, June 2, 2008

Artikel PABRIK BAJA KRAKATAU STEEL AKAN DIPRIVATISASI?

PABRIK BAJA KRAKATAU STEEL AKAN DIPRIVATISASI?

Ketua MPR, Hidayat Nurwahid menurut berita dari TVRI pada tanggal 30 Mei 2008, curiga, rencana penjualan / swastanisasi Krakatau Steel (di Cilegon, Banten) bermuatan politis demi menjaring dana kampanye.

Petinggi-petinggi negeri ini dapat melobi perusahaan-perusahaan asing demi mendapat dana segar untuk kampanye. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan asing berlomba-lomba menawar aset-aset (tambang-tambang uang) negeri ini agar dapat dieksploitasi besar-besaran. Di samping itu, pemimpin-pemimpin dunia tentu hanya akan mendukung presiden Indonesia yang senantiasa bergantung pada pertolongan mereka. Seorang kandidat presiden Indonesia yang tidak mengenal barat tidak akan didukung oleh barat.

Privatisasi atau swastanisasi atau penjualan aset-aset negara ini didorong oleh pemimpin negara (presiden). Dahulu, privatisasi ini didorong oleh IMF karena Indonesia "mengemis" dana segar untuk bangkit dari krisis ekonomi.

Kenyataanya, krisis ekonomi terjadi karena perusahaan-perusahaan importir dalam negeri (misalnya importir elektronik atau kendaraan bermotor) bergantung pada dolar. Ketika krisis terjadi, harga dolar naik sampai hampir dua puluh ribu rupiah. Sebuah kenaikan yang fantastis.

Krisis ekonomi justru tidak terjadi pada eksportir. Eksportir udang atau eksportir kayu justru kebanjiran uang karena naiknya harga dolar ini. Jadi bagi mereka tak ada krisis ekonomi, melainkan banjir uang.

Masih adakah solusi yang baik bagi negeri ini?

0 comments: