Wednesday, April 29, 2009

Penelitian BEKERJA BERSAMA GURU BESAR

BEKERJA BERSAMA GURU BESAR

Salah satu pengalaman yang berharga ketika belajar di perguruan tinggi adalah bekerja bersama guru besar. Pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan mahasiswa di antaranya membuat buku (juga bimbingan skripsi), mengajar (menjadi asisten), penelitian atau studi lapangan.

Di sebuah universitas banyak sekali guru besar yang menjadi barometer pengajaran di perguruan tinggi itu. Beberapa guru besar yang bisa disebut di antaranya Prof. Dr. Ahmad Slamet Harjasujana, M.A., Prof. Dr. Syamsuddin AR., M.S., Prof. Dr. Kosadi Hidayat S., M.Pd., Prof. Dr. Yus Rusyana, Prof. Dr. Jus Badudu. Beberapa nama di universitas merupakan doktor yang ahli dalam bidangnya, di antaranya Dr. Vismaia S. Damaianti.

Di dalam kerja sama itu pengalaman yang berharga bisa diperoleh pembelajar. Di dalam proyek pembuatan buku, pembelajar (mahasiswa) bisa belajar banyak hal, mulai dari ejaan, materi, pengetikan, penyuntingan dan lain-lain. Di dalam proyek pengajaran, tentu saja pengalaman mengajar guru besar dapat ditransfer oleh para pembelajar dan asistennya.

Di perguruan tinggi, para pembelajar telah dewasa dan mandiri. Mereka bisa mengerti dengan cepat saran-saran dari guru. Pembelajar ini bukan lagi murid-murid sekolah dasar yang masih pantas disuapi. Bahkan pembelajar di perguruan tinggi dapat memberi masukan yang berharga. Kemampuan pembelajar di perguruan tinggi mirip sekali dengan kemampuan seorang profesional. Guru besar acap kali memanfaatkan kemampuan mereka di dalam proyek-proyek penelitiannya.

Pengalaman bekerja dengan guru besar merupakan pengalaman yang sangat menarik. Semakin lama bekerja sama dengan guru besar semakin banyak pengalaman yang dapat diperoleh. Tentu saja seseorang berharap bahwa pengalaman yang diperolehnya merupakan pengalaman yang berharga, bukan pengalaman yang buruk, menyakitkan dan penuh kejahatan dan penipuan.

Pengajar di perguruan tinggi maupun di instansi di bawahnya diharapkan menjadi intelektual publik yang dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Demikian pula pengajar di perguruan tinggi semestinya dapat membimbing mahasiswa melakukan penelitian (skripsinya). Skripsi di bawah bimbingan pengajar yang profesional akan memberikan sumbangan bagi perkembangan pengetahuan.

Tuesday, April 28, 2009

Membaca STRATEGI dia tampan

STRATEGI MEMBACA dia tampan

Strategi membaca sangat penting dikuasai pengajar membaca. Ada banyak strategi pengajaran membaca, teknik pengajaran membaca, model membaca atau metode membaca. Di UPI Kampus Sumedang dikembangkan beberapa strategi membaca baik strategi yang telah umum dikenal maupun strategi yang baru dikembangkan. Strategi membaca yang telah umum dikenal misalnya strategi POSSE, K-W-L, DRA, DRTA, Snatch It dan lain-lain.

Salah satu strategi membaca yang diperkenalkan dalam pembelajaran membaca permulaan adalah strategi membaca dia tampan. Nama ini diajukan karena dalam pengajaran membaca permulaan, huruf-huruf yang pertama diajarkan adalah huruf d, n, t, p, m. Nama alternatif atau nama lain dari strategi dia tampan adalah strategi dadan tampan. Nama dadan digunakan untuk menghormati salah satu pengajar di UPI Kampus Sumedang, sekalipun strategi ini tidak dibuat olehnya.

Jadi strategi dia tampan menggunakan huruf d, n, t, p, m dalam pengajaran membaca permulaan. Uraian dari strategi dia tampan itu adalah sebagai berikut.

d --> ada

dada
didi
dudu
dede
dodo

ada dadi
ada dodi
ada dadu
ada didu
ada duda
ada dida
ada ida

ada dodi di dada ida

n --> ini
ini nana
ini nani
ini noni
ini nini
ini nina
ini nani

t --> itu
itu tati
itu tuti
itu tita
itu tia
itu toti
itu titu
itu teti

p --> apa
apa ini
apa itu

apa ini nina
apa itu tuti

apa ini papa
apa ini pipa
apa ini popo
apa ini popi
apa ini pepi
apa ini pipo

m --> mana
mana nana
mana nani
mana nina
mana noni
mana nini

mana mama
mana mami
mana mumi
mana momo

Sebagian orang mengenal pipo sebagai panggilan dari Filipo "Pippo" Inzaghi yaitu pemain bola klub AC Milan dari Italia. Nama dida juga adalah pemain bola dari klub AC Milan. Demikian pula toti sebagai panggilan dari Fransesco Totti yaitu pemain bola klub AS Roma dari Italia. Nama titu adalah nama dua vokalis T2 (tee two).

Dari huruf-huruf d, n, t, p, m muncul kata-kata awal yaitu ada, ini, itu, apa, dan mana. Dari kata-kata itu, huruf lainnya dapat diajarkan. Huruf lainnya misalnya c, g, j, y, w, kemudian b, h, k, l, kemudian s, dan r. Contohnya pada kalimat berikut.

c
ada cica
ini cici
itu cucu
apa ini cece
mana ica

g
ada dago
ini gigi
itu egi
apa ini iga
mana ega

Pengajaran ini bisa dilanjutkan sesuai kreatifitas guru.

Film pembelajaran membaca permulaan dengan strategi dia tampan adalah sebagai berikut.

Saturday, April 18, 2009

Ketidakadilan BUANG AIR DI SUNGAI

BUANG AIR DI SUNGAI

Agama Islam merupakan agama yang lengkap. Tidak ada satu perbuatan pun yang tidak ada aturannya dalam agama Islam. Para mujtahid terutama mujtahid mutlak (yakni yang memahami segala aturan) mencari sumber-sumber hukum dalam Islam untuk digunakan di dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam agama Islam, puasa ada aturannya. Bila seorang perempuan berhalangan puasa karena haid, maka ia wajib kodo (qadha). Bila seorang perempuan berhalangan salat karena haid, maka ia tidak wajib kodo.

Kepemilikan pun dalam Islam ada aturannya. Ada kepemilikan individu, ada kepemilikan bersama dan ada kepemilikan imam (penguasa). Sungai adalah salah satu contoh dari kepemilikan bersama. Karena itu tidak boleh seorang pun mengklaim sungai sebagai milik seorang individu. Seorang individu tidak boleh melarang orang lain memanfaatkan sungai bila memang orang tersebut ingin memanfaatkannya.

Karena sungai adalah milik masyarakat, maka seorang individu tidak boleh merusak atau mengotori sungai. Tindakan membuang sampah ke sungai tidak dibenarkan dalam agama Islam. Demikian pula, buang air kecil maupun besar ke sungai tidak diperkenankan dalam agama Islam.

Air sungai dianggap suci sehingga setiap orang dapat bersuci dengannya. Sebaliknya, di Indonesia khususnya, sungai malah digunakan sebagai membuang sampah, buang air besar dan buang air kecil. Semestinya sampah, buang air kecil dan buang air besar dibuang dilakukan di atas tanah dan ditutupi dengan tanah. Sebagian sampah yang tidak hancur seperti sampah plastik tidak boleh dibuang di dalam tanah karena tidak akan dapat dihancurkan oleh tanah, bahkan bisa mencemari tanah. Sampah plastik mesti didaur ulang dalam pabrik pendaur ulang sampah.

Wednesday, April 15, 2009

Penelitian PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS DI INTERNET

PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS DI INTERNET

Pendahuluan
Teknologi informasi (TI) berupa internet telah masuk dan berkembang di masyarakat. Melihat potensi internet yang begitu besar masyarakat bersama-sama pemerintah secara serempak berusaha meraih teknologi internet sebaik-baiknya. Pada tahun 1990-an komputer baru saja dikenal secara massal di perguruan tinggi. Pada tahun 2000-an teknologi komputer telah berkembang menjadi teknologi internet yang sangat besar potensinya bagi pendidikan di perguruan tinggi.

Perkembangan teknologi informasi (TI) atau teknologi internet sudah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Para pemuda tak bisa menolak rasa ingin tahunya akan teknologi internet. Hari demi hari pengetahuan mereka semakin bertambah. Para pemuda itu bisa melakukan berbagai aktifitas di internet seperti browsing, chatting, uploading (posting files), e-mail, milis (groups), forum atau video conferencing.

Pengguna internet pun merasakan banyak manfaat dari internet. Pengguna pun memanfaatkan potensi-potensi yang tumbuh sejalan dengan berkembangnya internet. Orang-orang yang bergerak di dalam bisnis melihat potensi perdagangan melalui internet sehingga tumbuhlah e-commerce. Orang-orang yang bergerak dalam bidang pendidikan melihat potensi pendidikan melalui internet sehingga tumbuhlah e-learning. Orang-orang yang bergerak dalam bidang pers melihat potensi yang besar melalui internet sehingga berkembanglah blog dan situs jurnalistik lainnya.

Pendidikan di dalam internet atau lebih dikenal dengan sebutan e-learning mempunyai banyak cabang dengan spesifikasinya. Bahkan penggunaan internet secara lazim merupakan kegiatan pembelajaran seseorang berkenaan dengan hal-hal penting yang menarik baginya. Seseorang yang sedang surfing sesungguhnya sedang mencari informasi yang berkenaan dengan kebutuhannya atau kesenangannya. Pengajar dapat membimbing pembelajar untuk mencari informasi yang penting dan relevan dengan pendidikan mereka. Dengan adanya bimbingan dan arahan pengajar berkenaan dengan tema-tema penting di internet, pembelajar akan memahami pentingnya internet. Bahkan pembelajar akan terhindar dari situs negatif seperti pornografi dan situs ekstrem lainnya.

Pengajar membaca yang mendalami internet akan melihat potensi yang besar di dalam internet bagi pembelajaran. Pengajar menulis yang mendalami internet akan melihat potensi yang besar di dalam internet bagi pembelajaran. Pengajar sastra yang mendalami internet akan melihat potensi yang besar di dalam internet bagi pembelajaran.

Pembelajaran Membaca di Internet
Secara spesifik, orang akan bertanya dapatkah internet dikembangkan untuk pelajaran membaca? Pada masa dahulu pembelajaran membaca dilakukan dengan manual yaitu pengajar memberikan ceramah berkenaan dengan teori model membaca. Selanjutnya pengajar menyediakan bacaan dan mengadministrasikan tes membaca kepada pembelajar. Pengajar dapat menghitung kemampuan membaca pembelajar.

Setelah cara manual, pembelajaran membaca dibuat menjadi program komputer. Program komputer itu dibuat sebagai aplikasi file yang dapat dieksekusi (executable file application). Pengajar merancang program yang dapat menyimpan sejumlah wacana dan sejumlah tes untuk menguji pemahaman wacana itu.

Di dalam dunia internet, pengguna internet akan berpikir secara serius tentang usaha membangun suatu situs yang menyediakan wacana-wacana untuk latihan dan ujian. Pembelajar yang mengunjungi situs ini dipersilakan untuk membaca teori model membaca, selanjutnya pembelajar membaca wacana dan mengikuti ujian pemahaman wacananya.

Membaca di Internet
Internet merupakan media yang menuntut penggunanya untuk membaca. Pelajaran membaca secara langsung mendapatkan tantangan dengan adanya teknologi informasi ini. Ketika seorang pengguna internet melakukan aktifitas browsing dari internet, ia akan berhadapan dengan sebuah teks atau hiperteks (hypertext). Hiperteks ini memungkinkan sebuah teks yang ada memiliki gambar, suara, film atau hubungan (link) ke hiperteks lain. Teks yang ia dapatkan dari aktifitas browsing ini akan dibaca oleh pengguna internet dan mesti dipahami dengan baik.

Pada titik ini internet secara umum dan lazim dikenal sebagai media yang menuntut penggunanya untuk membaca. Dengan adanya kecenderungan manusia menyukai internet, kecenderungan manusia untuk membaca pun turut bertambah. Dunia akan semakin kecil karena manusia di timur akan mengetahui berita-berita dari barat.

Kekayaan Teks di Internet
Pada hari ini jutaan file dalam bentuk hiperteks di simpan di komputer-komputer pelayan (server) yang memberikan layanan bila ada permintaan dari pelanggannya (client atau browser). Jutaan teks dibaca manusia setiap harinya. Teks ini setiap hari diperbaharui. Pembacanya pun semakin cerdas memilih situs yang penting bagi kehidupannya.

Pengajar dapat mencari teks sebanyak-banyaknya dari internet. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah. Bahkan pengajar pun dapat meminta bantuan pembelajar untuk mendapatkan teks yang sesuai dengan minat pembelajar itu sendiri. Bila pembelajar memahami penghitungan keterbacaan suatu wacana, pengajar dapat menugasi pembelajar untuk mencarikan teks yang cocok bagi kelas umur mereka.

Wacana yang dibuat oleh pengguna internet dapat ditemukan dengan mudah misalnya di situs-situs blog, situs jurnalistik atau di situs-situs umum lainnya. Pada saat ini pengguna internet dapat membaca blog yang dibuat oleh penulis blog di internet. Sekalipun ada blog yang ditulis dengan berorientasi pada pribadi, tidak sedikit blog yang dikembangkan sangat serius sehingga baik tampilannya maupun tulisan yang dikembangkan di dalamnya mirip dengan media cetak yang profesional dan komersil. Beberapa penulis bahkan memuat blognya dengan tulisan yang telah dimuat di media-media cetak.

Asesmen Membaca melalui Internet
Asesmen yang dilakukan dari membaca merupakan aspek lainnya dari pembelajaran membaca. Dalam pembelajaran membaca, asesmen membaca ini sangat penting untuk memotivasi serta meningkatkan pemahaman membaca. Seseorang yang mempunyai pemahaman 50% dari suatu wacana akan dituntut untuk mempelajari teknik atau model membaca sehingga pemahamannya bertambah.

Untuk dapat diadministrasikan sebagai bacaan asesmen membaca, suatu wacana harus memiliki keterbacaan yang memadai. Selain memiliki keterbacaan yang memadai, sebuah wacana yang hendak diadministrasikan untuk asesmen bagi pembelajar mesti memiliki tema wacana yang menarik. Pemilihan tema juga mesti disesuaikan dengan kelompok umur. Sebagai contoh, pembelajaran membaca di fakultas bahasa dan sastra sebaiknya mempertimbangkan untuk tidak memasukkan wacana latihan bertema teknologi mesin yang teknis. Pembelajaran membaca di fakultas pendidikan dasar sebaiknya mempertimbangkan untuk tidak memasukkan wacana latihan bertema cinta atau pendidikan seksual.

Pada saat ini internet telah memungkinkan untuk mengadministrasikan asesmen melalui dunia internet. Munculnya program e-learning dengan basis hypertext preprocesor (PHP) memungkinkan pengajar untuk mengadministrasikan latihan dan tes membaca di internet. Salah satu situs yang mengembangkan latihan membaca adalah situs UPI Kampus Sumedang (http://kd-sumedang.upi.edu). Beberapa pengujian terbatas telah dilakukan di situs UPI Kampus Sumedang berkenaan dengan latihan dan tes membaca.


Gambar situs UPI Kampus Sumedang

Berkenaan dengan banyaknya teks di internet itu, adakah cara yang efisien untuk menguji pemahaman teks itu? Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan menceritakan kembali atau mengomentari teks yang dibaca oleh pembelajar. Dengan begini pembelajar diminta menceritakan teks atau mengomentari teks yang ia baca. Pembelajar dapat melakukan proses menceritakan kembali atau mengomentari wacana dengan pengungkapan tertulis ataupun lisan. Cara lainnya adalah adalah dengan mengadministrasikan tes kepada para pembelajar (pembaca).

Kelebihan Pengajaran Membaca melalui Internet
Pembelajaran membaca di internet dapat dilakukan dengan asinkronus. Pembelajaran asinkronus ini memungkinkan pembelajar tidak bertatap muka dengan pengajarnya. Pembelajaran asinkronus ini juga berarti pembelajar melakukan aktifitas berinternet pada waktu yang berbeda dengan pengajar. Pengajar seolah-olah bertatap muka dengan pengajarnya padahal mereka bertatap muka dengan bahan-bahan atau serangkaian pekerjaan yang dibuat pengajarnya. Dengan begitu, pengajar berhadapan dengan mesin server komputer yang melayani segala permintaannya berkenaan dengan aktifitas yang relevan dengan pembelajaran membacanya.

Pada asesmen membaca melalui internet pembelajar dapat berulang-ulang melakukan latihan dan asesmen tanpa bertatap muka dengan pengajarnya (asinkronus). Pembelajar dapat melihat hasil latihan atau asesmennya secara instan. Dengan melihat hasil atau nilainya secara instan, pembelajar dapat memperbaiki atau mengulang latihan dan asesmennya sampai nilainya menjadi baik.

Beberapa bias yang mungkin terjadi di antaranya kemungkinan untuk bekerja sama di dalam mengerjakan latihan. Selain itu pengulangan latihan memungkinkan pembelajar untuk mengingat soal-soal dan wacana terdahulu. Dengan adanya kelemahan ini, pembelajaran membaca di kelas pun sangat penting sebagai basis dan alternatif dari pelajaran membaca melalui internet.

Langkah-langkah Pembelajaran Membaca di Internet
Pembelajaran membaca di internet yang diadministrasikan di situs UPI Kampus Sumedang dilakukan dengan beberapa langkah. Setiap langkah merupakan syarat bagi langkah berikutnya. Bila pembelajar akan melakukan tes wacana, maka terlebih dahulu pembelajar tentu harus membaca wacana dahulu. Sekalipun demikian, ada kalanya syarat ini tidaklah mutlak. Di dalam langkah pembelajaran di atas, terdapat langkah pengenalan model membaca top down sebagai bekal pemahaman teori membaca. Langkah ini dapat dilewati pembelajar bila pembelajar telah yakin bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang cukup ihwal model membaca top down. Langkah pembelajar ini dilakukan berdasarkan tampilan yang muncul di layar komputernya. Langkah pembelajaran itu adalah
1. memahami model membaca top down
2. mengisi forum tanggapan judul wacana
3. membaca wacana dalam waktu yang ditentukan
4. menjawab pertanyaan berdasarkan wacana
5. menghitung kemampuan membaca

Prinsip dasar dari pelajaran membaca adalah langkah (3) membaca wacana dan langkah (4) menjawab pertanyaan berdasarkan wacana. Dengan demikian langkah lainnya menjadi tidak terlalu wajib bagi pembelajar. Langkah yang tidak wajib di antaranya langkah (1) memahami model membaca top down, (2) mengisi forum tanggapan judul wacana, (5) menghitung kemampuan membaca merupakan langkah tambahan saja. Langkah tambahan ini dapat dilewat bila pembelajar telah memahami konsep konsep model membaca top down atau menghitung kemampuan membaca.

Menulis Di Blog Internet Sebagai Media Pembelajaran Menulis
Perkembangan menulis di internet menjadi tren baru yang dimulai pada pertengahan tahun 2000-an. Pada mulanya orang menulis di kertas dengan pensil dan bolpen. Kegiatan menulis berkembang sehingga orang menulis di mesin tik, di komputer dan kini orang menulis di dunia maya (di internet).

Perkembangan Menulis di Internet
Pada tahun 1980-an hingga akhir 1990-an media cetak (buku, koran, majalah) merupakan media yang mendominasi tulisan-tulisan publik yang dibaca oleh berbagai lapisan masyarakat. Orang membaca gagasan-gagasan dari orang-orang besar dan berpengaruh di dalam pola kehidupan bermasyarakat. Seorang pejabat atau presiden akan mendominasi nada atau gaya tulisan dari suatu media massa. Orang yang berseberangan pendapat dengan pejabat atau presiden boleh jadi tidak mendapat tempat di media massa.

Di samping dominasi dari pemerintah, media massa pun mempunyai kriteria tersendiri yang menjadi syarat bagi penulis-penulis yang ingin tulisan-tulisannya dipublikasikan. Dominasi media cetak ini melahirkan raja-raja media yang memberikan izin bagi penulis untuk mempublikasikan karyanya. Walhasil, beberapa penulis yang termasuk kategori penulis yang baik ataupun yang ekstrem boleh jadi tidak bisa mempublikasikan karyanya sebelum raja dari media cetak itu memberikan izin baginya.

Kemunculan teknologi internet memberikan angin segar bagi tumbuhnya kreatifitas menulis bagi para penulis yang selama ini terganjal izin dari raja redaksi. Pada hari ini orang dapat dengan bebas menulis di internet. Bahkan tulisan yang ekstrem pun (tulisan kebencian, kekerasan, cabul atau antikemapanan) dapat dipublikasikan dengan bebas di internet. Beberapa penulis tergabung dalam suatu komunitas (network) untuk secara kreatif menulis dengan gaya, tema atau kesukaan yang sama.

Beberapa media di internet dapat digunakan oleh penulis untuk berparatisipasi mempublikasikan tulisannya. Seseorang dapat saja berkirim surat dengan tembusan (carbon copy) kepada e-mail-e-mail yang teman-teman penulis atau pembaca yang dikenalnya. Penggunaan e-mail ini dipermudah dengan adanya milis (mailing list) yang memungkinkan anggota dengan ketertarikan yang sama saling berkirim surat kepada setiap anggotanya. Bila milis yang diikuti seseorang adalah milis penulis puisi, ia dapat mengirimkan (mem-posting) puisi yang dibuatnya kepada seluruh anggota milis tersebut. Milis ini disebut pula dengan groups. Contoh milis yang ada di internet di antaranya yahoo groups (http://groups.yahoo.com), atau google groups (http://groups.google.com). Banyak orang bergabung dengan grup (milis) yang mempunyai ketertarikan yang sama dan aktif saling berkirim surat di dalam grup (milis) itu.

Selain milis, terdapat media lain di internet yaitu forum. Beberapa forum (disebut juga bulletin board) di internet terbuka bagi setiap orang untuk menjadi anggotanya. Contoh forum yang terbuka bagi setiap orang adalah Web Forum UPI (WFU, http://forum.upi.edu). Menurut salah seorang pengelolanya, filosofi yang mendasari WFU adalah pembelajaran. Dengan demikian, setiap orang yang menulis di WFU, diharapkan memberikan sumbangan terhadap tema-tema yang penting bagi pendidikan atau materi pelajarannya. Di samping itu, WFU relatif tidak mudah menutup topik (new topic) sehingga setiap orang dapat berbicara secara terbuka. Di samping ada forum yang terbuka, ada pula forum yang tertutup dan menutup topik yang ramai dibicarakan bila topik ini “tidak disukai” admin.

Di samping berbeda dengan media massa cetak (buku, koran, majalah), internet juga jauh berbeda dengan media massa elektronik (radio, televisi). Salah satu perbedaan internet dengan radio dan televisi adalah terbukanya pengguna (pemirsa) internet untuk berdialog atau mengajukan topik di internet. Mungkin saja radio dan televisi lebih lincah dalam berkomunikasi karena menggunakan komunikasi lisan bahkan audio visual, tetapi internet lebih terbuka sehingga memungkinkan lebih banyak pengguna (pemirsa) untuk berpartisipasi di dalam topik yang dibahas media massa itu.

Pada tahun 1970-an hingga tahun 1980-an, pemerintah Indonesia sangat gencar memasyarakatkan televisi sebagai media massa nasional. Saat itu televisi yang beroperasi di Indonesia hanya televisi pemerintah yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI). Sebagaian pengamat barat dan timur menganggap bahwa TVRI hanya menjadi corong “propaganda” pemerintah. Sekalipun demikian, masyarakat menganggap bahwa manfaat televisi sebagai sarana hiburan dan pengetahuan (berita) saat itu sangatlah penting. Dengan begitu orang lebih menyukai televisi daripada surat kabar.

Pada tahun 2000-an ini, pemerintah mulai melirik pada pemasyarakatan internet sampai ke pelosok desa. Hal ini terlihat dari iklan layanan masyarakat tentang pemasyarakatan internet di televisi. Pemasyarakatan internet ini sangat penting karena administrasi penduduk yang dahulu manual dan berbasis kertas, kini beralih menjadi basis data elektronik. Dengan demikian, seseorang yang mempunyai domisili penduduk di suatu tempat pada hari ini akan sukar untuk mempunyai domisili ganda karena sistem database administrasi penduduk yang terintegrasi.

Kendala dari pemasyarakatan internet ini adalah kesiapan masyarakat untuk menerima internet di dalam administrasi pemerintahannya. Siapkah kecamatan menerima internet? Adakah orang-orang yang mampu mengoperasikan internet? Kota Bandung mungkin saja sudah mempersiapkan kecamatan-kecamatan di wilayahnya menggunakan teknologi internet. Tetapi beberapa kabupaten di Jawa Barat masih merangkak untuk mencoba tertatih-tatih berjalan menggunakan internet.

Hari ini pembelajar-pembelajar di perguruan tinggi mulai diperkenalkan dengan internet dengan jumlah database yang terus berkembang. Jumlah database yang berkembang berarti semakin banyak file atau berkas yang diposting di komputer pelayan (server) untuk digunakan oleh sebanyak mungkin komputer pengguna (client). Pemetaan situs pun semakin kompleks dengan dibangunnya alamat-alamat situs anak. Menurut sebuah sumber dari Web Forum UPI (informasi ini dapat diakses secara online di alamat http://www.webometrics.info/Webometrics%20library/AsiaPacific%20jan08.pdf dan alamat http://www.webometrics.info/rank_by_country.asp?country=id) yang diambil dari Web Forum UPI (http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=5586.0) diungkapkan bahwa salah satu penentu ranking universitas di dunia maya adalah ukuran database. “Size represented the number of web pages contained in domain. Visibility includes the number of external interlinks to the web domain. Rich files is the number of pdf, doc, ps and ppt hosted in a domain. Scholar relates to the records appearing under the institutional domain of the university using the Google Scholar search engine.”

Tabel ranking itu (file *.pdf) seperti terlihat di internet kurang lebih ialah sebagai berikut.

RR WR NAME CO SIZE VISI RICH SCH
1 47 AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY au 72 56 92 52
2 61 UNIVERSITY OF TOKYO jp 54 122 66 14
3 73 NATIONAL TAIWAN UNIVERSITY tw 58 165 65 13
Dst.
Tabel ini selengkapnya terdiri atas dua halaman file acrobat (pdf).

Ranking suatu universitas di dunia internet didasarkan pada Webometics Ranking of World Universities. Ranking berdasarkan Webometics itu berarti jumlah halaman yang terdapat di dalam domain (number of web pages contained in domain) yang pada tabel di atas ditunjukkan dengan kolom SIZE, jumlah eksternal interlink dari domain web (number of external interlinks to the web domain) yang pada tabel di atas ditunjukkan dengan kolom VISI, jumlah file pdf (Adobe Acrobat), doc (Microsoft Word), ps (PostScript format seperti untuk mencetak), dan ppt (Microsoft PowerPoint). Sedangkan RR menunjukkan ranking regional (regional ranking), WR menunujukkan ranking dunia (world ranking).

Situs UPI sendiri (http://www.upi.edu) mempunyai situs-situs lainnya seperti situs FPMIPA (http://fpmipa.upi.edu), FPTK (http://fptk.upi.edu), situs Jurusan Pendidikan Matematika UPI (http://matematika.upi.edu), situs Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI (indonesia.upi.edu), Sekolah Pascasarjana (http://sps.upi.edu). Situs sekolah pascasarjana ini pun merupakan situs yang memiliki link ke setiap program studi pada program pascasarjana.

Perguruan tinggi negeri di Jawa Barat, misalnya, telah mengembangkan internet dengan membangun jaringan (network) yang besar untuk institusinya. Di antara program studi yang ada di UPI, ada yang memasukkan internet dan komputer di dalam kurikulumnya. Adanya kurikulum ini akan memaksa pembelajar untuk mengembangkan diri berkenaan dengan pengetahuan teknologi informasinya. Dengan demikian, perkembangan pengetahuan pembelajar berkenaan dengan internet akan berkembang sedepa demi sedepa. Mahasiswa di perguruan tinggi yang dipersiapkan untuk mengerti sedikit banyak tentang internet menjadi harapan bagi administrasi internet di pelosok-pelosok daerah. Selain kecamatan, sekolah pun diharapkan menjadi salah satu pelopor perkembangan internet. Harapan masyarakat bergantung pada perkembangan pendidikan di masa kini untuk menjadi batu loncatan raihan gemilang di masa depan.

Blog di Internet
Pada hari ini penulis dapat mempublikasikan (mem-posting) gagasannya di internet. Alamat-alamat blog yang ada di internet misalnya blogger (http://www.blogger.com), wordpress (http://www.wordpress.com), typepad (http://www.typepad.com), atau blogware (http://home.blogware.com). Sebuah blog bisa juga terintegrasi dengan situs-situs sosial seperti friendster (www.friendster.com), multiply (www.multiply.com) atau orkut (www.orkut.com).

Blog sedikit berbeda dengan situs sosial seperti friendster, multiply atau orkut. Sekalipun demikian, lebih lanjut, situs sosial ini pun membuka blog bagi para penggunanya. Situs blog merupakan situs yang berbasis penulisan artikel. Foto, gambar dan video yang mungkin muncul merupakan pelengkap dari teks yang ditampilkan. Hal ini berbeda dengan situs sosial karena situs sosial basis utamanya adalah profil dari pengguna dengan menampilkan informasi mengenai pengguna, foto, dan sejumlah teman yang dikenalnya melalui situs sosial itu.

Pada hari ini banyak sekali penulis yang terjun di dunia blog seperti Agus Sarjono (agussarjono.wordpress.com), Joko Pinurbo (celanasenja.blogspot.com), Seno Gumira Ajidarma (sukab.wordpress.com), Bambang Q. Anees (metafalsafah.wordpress.com), Hasan Aspahani (sejuta-puisi.blogspot.com), Hermawan Aksan (hermawan-aksan.blogspot.com), Kurnia Effendi (sepanjangbraga.blogspot.com), Farid Gaban (fgaban.blogspot.com). Blog yang memuat gambar-gambar lucu dan kering contohnya pada alamat http://garingpisan-euy.blogspot.com.

Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad sendiri mempunyai blog dan menyempatkan beberapa jam dalam hari-harinya untuk mengerjakan sesuatu dengan blognya. Alamat blog Presiden Ahmadinejad adalah http://ahmadinejad.ir yang memiliki shoutbox agar pengunjung yang mampir dapat mengirimkan pesan. Di dalam blog itu sendiri terdapat tulisan-tulisan Ahmadinejad dan tanggapan Ahmadinejad terhadap surat pembacanya.

Di beberapa negara di luar negeri blog dapat diakses dengan telepon selular. Dengan demikian, seorang pemilik blog dapat membaca, mengetik, mengedit dan mempublikasikan tulisannya di blog melalui telepon selular. Di Indonesia, penggunaan telepon selular untuk mengakses blog tertentu (blogger) tidak disediakan.

Pada hari ini ribuan blog yang dibangun di internet (bahkan blog berbahasa Indonesia) mengusung banyak tema, mulai dari tulisan amatir, puisi, prosa, sastra, falsafah, foto-foto, foto-foto artis, berita, artikel hingga penelitian ilmiah. Ada ibu rumah tangga yang senang pada masakan membuat blog berkenaan dengan masakan-masakan yang dikuasainya. Ada seseorang yang memberi perhatian pada buah-buahan dan tanaman mengembangkan blog berkenaan dengan pendidikan. Ada seseorang yang memberi perhatian pada pendidikan (homeschooling, pendidikan luar sekolah) mengembangkan blog berkenaan dengan pendidikan. Begitu banyak orang yang tertarik pada blog dan mengembangkan blog yang dimilikinya.

Tentu saja selain tulisan-tulisan berupa artikel, blog juga dibuat untuk mempublikasikan berita-berita. Berita-berita di timur tengah beserta fotonya muncul di sejumlah blog.

Falsafah menulis di blog adalah menulis tanpa ada honor. Dengan demikian, muncul pertanyaan, mengapa penulis-penulis besar bersedia menulis di blog? Salah satu jawaban yang memungkinkan ialah pada hari ini orang-orang ingin didengar. Orang tidak hanya ingin mendengar pembicaraan orang lain atau membaca tulisan orang lain. Bila gagasannya didengar dan dikembangkan, hal itu sudah menjadi salah satu sumbangan kesenangan bagi penulisnya.

Bila melihat falsafah di atas, mengapa seorang penulis amatir tidak mulai menulis dan membangun komunitas di internet? Bila seseorang senang pada cerita-cerita romantis, mengapa ia tidak membangun komunitas itu di internet? Bila seseorang senang pada puisi-puisi kepahlawanan, mengapa ia tidak membangun komunitas itu di internet? Bila seseorang senang pada penelitian ilmiah, mengapa ia tidak membangun komunitas itu di internet?

Sekalipun menulis di blog bisa dikatakan tidak menjanjikan honor, aktifitas di blog bisa saja menghasilkan uang. Salah satu cara menghasilkan uang dengan blog adalah dengan menjual blog setelah harganya ditaksir tinggi. Harga yang tinggi ditentukan salah satunya oleh besarnya data yang ada di dalamnya serta banyaknya pengunjung yang berminat untuk mampir dan membaca blog tersebut. Dengan adanya penjualan blog itu, timbul spekulasi karena akhirnya blog itu beralih kememilikan. Menurut sebagian orang, jika blog sudah mahal dan ada yang berminat membelinya, mengapa tidak dijual saja dan pemiliknya membuat blog baru untuk dibangunnya lagi.

Aktifitas blog lainnya yang menghasilkan uang adalah memasukkan iklan di dalam blog. Artikel yang memuat penggunaan iklan di dalam blog ialah artikel tentang Google Adsense (http://ilmukomputer.com). Beberapa pengguna blog telah merasakan kesuksesan blog mereka karena seluruh dunia mengakses blog mereka dan menggunakan (mengklik) iklan mereka. Blog yang dibaca orang di seluruh dunia tentu harus berbahasa Inggris atau setidaknya memuat artikel berbahasa Inggris.

Jadi begitu banyak potensi yang dapat dikembangkan seseorang, pengajar atau pembelajar dengan membuat blog. Mengapa Anda tidak membuat blog sejak sekarang?

Membuat blog di internet begitu mudahnya sehingga tidak ada kursus yang diselenggarkan untuk itu. Pengguna biasanya hanya dituntut untuk terbiasa saja dalam membuat dan menggunakan blog. Selanjutnya pengguna tinggal mengikuti arahan dari website saja untuk menyelesaikan pembuatan blognya. Sekalipun demikian, ada pula kasus pembelajar yang mengalami kesulitan dalam membuat blog.

Kelemahan Internet sebagai Media Menulis
Salah satu kelemahan yang bisa bisa menjadi kendala yang besar dalam pembelajaran menulis di internet adalah adanya kemungkinan setiap orang dapat mempublikasikan tulisannya di internet tanpa ada pertimbangan atau masukan dari orang lain. Dengan begitu, bisa saja tulisan yang dibuat oleh penulis kurang layak bagi sebuah artikel yang baik. Hal ini terbukti dengan adanya blog-blog pribadi yang memuat tulisan yang kurang layak. Gejala kurang layak atau kurang pantas bagi tulisan mungkin saja menunjukkan tingkat pendidikan penulisnya. Bila si penulis merupakan seorang guru bahasa, ahli komunikasi atau guru besar, tulisannya mungkin akan bagus dan menarik. Sebaliknya bila tulisan itu dibuat oleh seseorang yang awam, boleh jadi pembaca kurang tertarik dengan judul, gambar-gambar maupun isi tulisan itu.

Pada titik ini, blog merupakan potensi yang sangat besar sebagai media pembelajaran di internet. Pembelajar dapat belajar menulis dengan media elektronik dan bukan media kertas. Permasalahan yang muncul di sini ialah adakah pengajar yang dapat membimbing pembelajar dalam menulis di blog (internet)? Jika pengajar dapat membimbing pembelajar, bagaimanakah caranya? Permasalahan ini akan dibahas di bagian lain di dalam tulisan ini.

Beberapa forum (disebut juga bulletin board) di internet terbuka bagi setiap orang untuk menjadi anggotanya. Forum-forum ekstrem seperti pornografi justru sangat ketat dalam menjaring anggotanya karena banyak anggota yang “tidak loyal” dengan mempublikasikan (mem-posting) tulisan seenaknya, dengan bahasa yang “serampangan”. Di samping itu keanggotaan mereka bisa saja tidak permanen sehingga mereka melupakan nama pengguna (username) dan sandi (password) dari forum-forum itu. Tak jarang pengelola atau admin dari forum ekstrem itu “rajin” menghapus (ban) anggota yang “tak loyal”.

Kelemahan lainnya adalah kemungkinan pengguna internet menulis dengan bahasa yang buruk. Bahkan sangat ekstrem. Hal ini mungkin saja mengingat para penulis di internet tidak jarang yang menggunakan nama-nama aneh seperti Batman, Spongebob, malaikat, jin (setan atau iblis); atau nama apapun yang disukai penulisnya. Contoh nama-nama aneh yang muncul di internet dapat dilihat di WFU (Web Forum UPI, http://forum.upi.edu).

Di dalam pembuatan blog terdapat pula beberapa masalah yang kadang-kadang muncul. Ada kasus pembelajar yang mengalami kesulitan dalam membuat blog. Hal ini lebih disebabkan oleh sikap tertutup dari pembelajar itu dan tak mau bekerja sama dengan teman. Berinternet seorang diri tak jarang memunculkan beberapa gejala buruk seperti stres, tak mampu berhenti berinternet, dan kehilangan kesadaran dengan dunia nyata. Salah satu caranya adalah dengan berinternet bersama teman. Dengan demikian kesukaran-kesukaran kecil yang mungkin dihadapi di depan internet akan menjadi tidak berarti.

Kesulitan lainnya adalah perlunya penggunaan bahasa Inggris sebagai tahap awal dari pembuatan blog. Beberapa pembelajar yang tidak begitu paham bahasa Inggris akan mengalami hambatan bahasa. Di samping itu ketika pembelajar melakukan kegiatan berinternet tidak bersama teman, ia akan cenderung stres dengan kegagalan yang dialaminya.

Beberapa akibat yang ditengarai muncul dari ketidakpahaman akan bahasa Inggris di antaranya adalah lupa pada nama pengguna (username) dan sandi (password). Di samping itu ada pula pengguna yang meninggalkan komputer dalam keadaan masih log in sehingga pengguna selanjutnya dapat mempublikasikan artikel yang tak bertanggung jawab bahkan mengganti sandi (password) penggunanya.

Pembelajaran Menulis di Internet
Pembelajaran menulis melalui internet dapat dilakukan dengan blog yang tersedia gratis di internet. Blog kini telah merambah dunia maya dan membawa penggunanya pada teknologi informasi yang sangat fantastis. Pengguna Blog dapat menuliskan gagasan-gagasannya tanpa menunggu media massa (mengizinkan) memuat tulisannya.

Di dalam pembelajaran, penggunaan blog dapat dilakukan salah satunya untuk mempublikasikan tugas-tugas. Salah satu hal yang mendorong digunakannya blog adalah permintaan pembelajar sendiri untuk mengenal blog dan menggunakan internet.

Selain blog sebenarnya pengguna internet dapat menulis di forum, buletin board, milis atau grup. Sekalipun demikian, kebanyakan forum itu menuntut penggunanya untuk teregistrasi dulu sebagai anggota. Dengan demikian, seseorang yang akan menulis mesti menjadi anggota dan tetap mengikuti perkembangan milis itu.

Melalui blog itu setiap orang (atau pembelajar) dapat menulis hal-hal yang diinginkannya. Banyak pengguna blog (blogger) yang menulis puisi, artikel, bahkan tidak sedikit yang menggunakan blog sebagai buku hariannya. Dengan demikian tulisan yang ada di blog tidak selamanya menggunakan bahasa yang baku.

Beberapa langkah yang mesti dilakukan pengajar untuk menggunakan blog sebagai media pengajaran di internet ialah sebagai berikut. Yang pertama, pengajar seyogyanya mempunyai blog pribadi yang dapat dikunjungi oleh pembelajarnya. Blog pengajar ini bukan hanya bermanfaat untuk dikunjungi dan dibaca pembelajar saja. Blog pengajar ini pun dapat dijadikan sebagai media komunikasi agar pengajar mengetahui blog-blog para pembelajarnya. Contoh blog pengajar yang ada di alamat http://jurnal-sastra.blogspot.com adalah sebagai berikut.



Langkah kedua adalah menugasi pembelajar membuat blog pribadinya dan menulis artikel di blog pribadinya itu. Pembelajar dapat menulis dengan tema yang ditentukan oleh pengajar atau tema yang ditentukan oleh pembelajar sendiri. Tulisan yang ditugaskan kepada pembelajar boleh berupa tulisan ilmiah maupun sastra. Pada blog (blogger) terdapat label yang memungkinkan pembelajar mencantumkan label sastra, ilmiah, atau tugas. Misalkan pengajar menugasi pembelajar membuat label ilmiah dengan tugas membuat tanggapan terhadap variasi pola kalimat atau tanggapan atas perkuliahan model membaca bottom up, top down, interactive.

Biasanya bila pembelajar diberi waktu seminggu maka pembelajar mempunyai cukup waktu untuk membuat sebuah artikel. Dalam beberapa minggu pun pembelajar cenderung hanya menulis satu atau dua artikel saja. Jumlah ini (satu atau dua artikel) cukup bagi pengajar. Jumlah paragraf yang ditulis oleh pembelajar pun tak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jumlah yang relatif cukup ialah kurang lebih tiga sampai lima paragraf.

Bila pembelajar membuat banyak artikel dengan banyak label, pengajar akan kesulitan dalam mengelola dan memeriksa blog para pembelajarnya. Pemeriksaan tugas yang mungkin dilakukan pertama kali dan yang cukup penting adalah pemeriksaan ejaan. Dengan pemeriksaan ini pengajar mesti membaca dengan seksama terhadap tugas-tugas yang masuk dan membuat perbaikan pada komentarnya (post a comment pada blogger).

Perlu diingat bahwa panjang tulisan mesti cukup dan tidak terlalu pendek atau tidak terlalu panjang. Tulisan yang panjang menyulitkan pengajar di dalam memeriksa. Tulisan yang pendek tidak cukup baik untuk menilai kemampuan menulis pembelajar. Dengan panjang tulisan yang cukup, pengajar tidak terlalu sibuk atau pengajar tidak dapat menilai karena tulisan pembelajar terlalu minim.

Langkah ketiga adalah menugasi pembelajar menanggapi tulisan di blog pengajar. Dengan langkah ketiga ini pengajar dapat mengetahui alamat blog para pembelajarnya. Langkah ketiga ini dapat diganti dengan memberikan pesan (offline messages) di media pengirim pesan (messenger). Langkah keempat adalah pengajar melakukan asesmen terhadap tulisan pembelajar. Pada contoh http://jurnal-sastra.blogspot.com pengajar dapat mengisi shoutbox untuk memberitahu alamat blognya atau menanggapi tulisan atau puisi yang ditulis oleh pengajar.

Pengajar mengumumkan blog yang dimilikinya untuk ditanggapi dan dipelajari pembelajar. Selanjutnya pembelajar dapat membuat artikel di blognya sendiri. Pembelajar dapat menginformasikan tulisannya dengan menanggapi tulisan pengajar. Melalui komentar di blog atau pun melalui shoutbox (atau dikenal juga dengan tag board), pembelajar berkomunikasi dengan pengajarnya. Dengan demikian, pengajar dapat mengevaluasi tulisan pembelajar.

Langkah keempat adalah pengajar mengunjungi blog pembelajar memeriksa tulisan (tugas) pembelajar yang ada di dalamnya. Pada tahap ini pengajar mesti melakukan penandaan pada daftar presensi pembelajar. Pembelajar dapat menandai kolom (1) pembelajar telah membuat blog, (2) pembelajar telah menulis di blog, (3) tulisan di blog telah diperiksa, (4) tulisan memiliki kesalahan, (5) tulisan di blog telah diperbaiki blog. Daftar presensi itu kurang lebih sebagai berikut.

No. Nama Telah membuat blog Telah menulis di blog Tulisan telah diperiksa Tulisan memiliki kesalahan Tulisan telah diperbaiki Nilai
1. Final Youlan √ √ √ √ √ 8
2. Yulianti √ √ √ √ 7
3. Iis Mutia √ √ √ -- 9
4. Ade Nuroni √
5. Irfan Hakim

Dari tabel di atas, paling tidak pengajar mengunjungi blog pengajar sebanyak dua kali. Pertama pengajar mengunjungi blog pembelajar untuk dapat menentukan ceklis pada kolom (1), (2), (3), dan (4). Kedua pengajar mengunjungi blog pembelajar untuk melihat perbaikan tulisan pembelajar (kolom 5). Pada contoh tabel di atas terlihat bahwa Final Youlan telah membuat blog, telah menulis di blog, telah diperiksa, dan diketahui memiliki kesalahan, tulisannya pun telah diperbaiki. Yulianti terlihat belum diperbaiki. Iis Mutia terlihat tidak memiliki kesalahan di dalam tulisannya sehingga tak perlu untuk diperbaiki. Ade Nuroni baru membuat blog sedangkan Irfan Hakim sama sekali belum membuat blog. Ade dan Irfan belum mendapat nilai karena mereka belum membuat tulisan sama sekali, sekalipun Ade telah memiliki blog.

Ketika pengajar memeriksa blog pembelajar, pengajar mesti mengoreksi kesalahan-kesalahan pembelajar jika ada. Dengan demikian, pengajar mengirimkan komentar (post a comment di dalam blogger) berisi kesalahan-kesalahan pembelajar. Koreksi ini diharapkan efektif untuk membuat pembelajar dapat menghindari kesalahan yang sama atau melakukan studi tentang kesalahan yang dibuatnya. Pengajar pun di dalam komentarnya menyarankan pengajar agar membuka blog teman-temannya dan membaca komentar yang ada di dalamnya agar mengetahui kesalahan yang mesti dihindarinya.

Contoh publikasi komentar di blog adalah sebagai berikut.



Gambar pertama adalah artikel pembelajar berupa tanggapan dari materi perkuliahan dan gambar berikutnya adalah komentar atau penilaian dari pengajar.

Selesai memberi komentar pada blog pembelajar, pengajar mesti menandai nama pembelajar yang ada di dalam presensi. Hal ini penting agar pembelajar yang mengerjakan blog dan mempunyai sedikit kesalahan berbeda nilainya dengan pembelajar yang belum mengerjakan blog dan mempunyai banyak kesalahan. Di samping itu penandaan di dalam presensi akan memudahkan pemeriksaan bila nanti ada pembelajar yang (secara tidak sengaja) menghapus komentar atau penilaian tulisan di blognya.

Pengajar biasanya memeriksa ejaan karena di dalam kasus yang didapat selama ini kesalahan ejaan adalah kesalahan yang paling banyak muncul. Pengajar pun mesti memberikan komentar pada setiap blog pembelajar. Dengan demikian, tulisan pembelajar benar-benar diperiksa.

Tulisan pembelajar dinilai dari baik dan benarnya bahasa yang digunakan. Pembelajar mesti menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang baik dan benar dengan ragam baku dipilih karena bahasa yang demikianlah yang digunakan di dalam dunia akademis. Bahasa baku merupakan bahasa yang berprestise tinggi karena penggunanya akan dikenal sebagai seorang yang terpelajar.

Setelah pembelajar membuat atau menulis tugasnya di blog, pembelajar dapat membuka blognya sendiri untuk memeriksa kemungkinan tulisan pembelajar itu telah diperiksa dan menuntut pembelajar untuk memperbaikinya. Pengajar pun dapat memerintahkan pembelajar untuk saling melihat blog kawannya sendiri dan melihat komentar yang ada di dalamnya. Dengan melihat blog temannya sendiri, seseorang dapat belajar dari kesalahan yang dibuat temannya dan mencegahnya untuk melakukan kesalahan yang sama.

Pembelajar yang tidak membuka blognya sendiri tidak akan tahu apakah tugasnya telah diperiksa atau dinilai. Mungkin saja ada pembelajar yang membuka blognya tetapi mendapati tulisannya belum diperiksa (belum ada komentar). Karena itu bagi pembelajar, kegiatan mengunjungi blog boleh jadi merupakan kegiatan yang rutin di dalam berinternet untuk memaksimalkan proses belajar mengajar menulisnya.

Di dalam pelajaran ini pembelajar diminta untuk menulis di blog dengan menggunakan bahasa yang baku. Pengajar justru akan menanggapi tulisan berdasarkan kaidah kebahasaannya. Mungkin saja ada pengguna blog yang menggunkan bahasa yang tidak baku ketika menuliskan blognya. Sekalipun demikian penggunaan bahasa baku menunjukkan keterpelajaran penulis blog itu.

Penggunaan blog ini sangat efektif untuk memotivasi pembelajar menulis artikelnya. Selain itu artikel yang ditulis pembelajar dapat dilihat oleh pembelajar lain dan orang lain. Pembelajaran menulis melalui blog memungkinkan pengajar memperbaiki kesalahan pembelajar. Di samping itu, pembelajar dapat melihat blog teman-temannya dan memperhatikan kesalahan kebahasaan yang dibuat. Dengan demikian, pembelajar belajar dari kesalahan temannya.

Beberapa Evaluasi berkenaan dengan Pembelajaran Menulis melalui Blog
Setelah mengikuti perkembangan pelajaran menulis melalui blog. Dapatlah diperoleh beberapa evaluasi yang dapat dipertimbangkan dari kelebihan dan kekurangan menulis di blog ini. Salah satu kelemahan pembelajaran melalui internet ialah kemungkinan dilakukannya perintah copy-paste bagi pembelajar yang enggan menulis. Peristiwa copy-paste ini pernah terjadi dan mengakibatkan penggunanya dimasukkan ke dalam daftar hitam (black list, banned). Peristiwa copy-paste mesti dijadikan pelajaran bagi para pembelajar agar pembelajar tidak melakukannya lagi baik selama studi maupun setelah menyelesaikan studi. Latihan ini sesungguhnya memungkinkan tulisan pembelajar untuk dievaluasi sampai pembelajar itu menulis penelitian (skripsi) ataupun sampai pembelajar telah lulus.

Istilah copy-paste digunakan untuk aktivitas menjiplak tulisan orang lain. Media internet memungkinkan pengguna internet untuk mencari teks dan mendapatkannya dengan cuma-cuma. Dari copy-paste ini juga seseorang dapat melihat karya tulis lainnya untuk sedikit dikembangkan atau diubah. Beberapa tulisan terlihat mempunyai kemiripan yang ekstrem, yang menyedihkan dari segi kreatifitas. Kemungkinan kelemahan pembelajaran ini adalah gagap teknologi.

Kelemahan lainnya di dalam pembelajaran menulis melalui blog ini adalah peristiwa gagap teknologi. Gagap teknologi merupakan perilaku pembelajar yang tak bisa menggunakan internet. Hal ini terjadi bisa saja karena blog bagi pembelajar adalah pengetahuan yang baru. Peristiwa gagap teknologi ini pula yang mengakibatkan sebagian panjang tulisan pembelajar sangat pendek. Tulisan yang pendek mencerminkan kerdilnya kreatifitas yang mungkin disebabkan salah satunya oleh gagap teknologi di atas.

Daftar Pustaka
Alwasilah, A.C.; S.S. Alwasilah (2005) Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Arikunto, S. (1999) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bachman, L.F. (1990) Fundamental Considerations in Language Testing. Oxford: Oxford University Press.
Damaianti, V.S. (2001) Strategi Volisional melalui Dramatisasi dalam Bidang Pendidikan Membaca. Disertasi Sekolah Pascasarjana. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hardjasudjana, A.S. (dkk) (tanpa tahun) Materi Pokok Membaca. Jakarta: Penerbit Karunika Jakarta-Universitas Terbuka.
Hardjasudjana, A.S.; V.S. Damaianti (2003) Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara.
http://jurnal-sastra.blogspot.com
http://kd-sumedang.upi.edu
http://moodle.org
Iswara, P.D. (2008) Model Membaca Top Down berbasis Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman. Naskah Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.
McCutchen, D. (2003) Psychology of Reading. tersedia online di alamat http://education.washington.edu/areas/ep/courses/syllabi/EDPSY520Spr03.ppt & http://education.washington.edu/areas/ep/courses/syllabi/EDPSY520Wtr05.pdf
McMillan, J.H; S. Schumacher (1989) Research in Education: A Conceptual Introduction (2nd edition). Virginia: Harper Collins.
Moeliono, A. dkk (1998) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nurgiyantoro, B. (1988) Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Nurhadi (2004) Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Tampubolon, D.P. (1990) Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efetif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (1983) Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Van Dalen, D.B. (1962) Understanding Educational Research. New York: McGraw-Hill.

Tuesday, April 7, 2009

Assembly MENGONTROL PRINTER DENGAN BAHASA ASSEMBLY

MENGONTROL PRINTER DENGAN BAHASA ASSEMBLY
*) tulisan ini dibuat untuk printer. Ini tulisan zaman dulu alias jadul.

Nama file: cetak.asm

DOSSEG ; directive assembler untuk compiler
.MODEL SMALL
.STACK 100h

.DATA
HelloMessage DB ‘PRANA D.I.’, 0Dh, 0Ah, 0Ch
HELLO_MESSAGE_LENGTH EQU $ - HelloMessage

.CODE
Mov ax, @DATA ; ini menggunakan assembly compiler
Mov ds, ax
Mov ah, 40h
Mov bx, 4
Mov cx, HELLO_MESSAGE_LENGTH
Mov dx, offset NAMA
Int 21h
; -- mestinya ada int 21h untuk exit to dos
:
:
:

Bisa pula dengan mengetik file nol.txt misalnya untuk mereset printer.

Copy con nol.txt

A>type nol.txt > prn