Friday, February 6, 2009

Cerber PARTAI JANJI

PARTAI YANG DIBANGUN DENGAN JANJI-JANJI

Partai lazimnya dibangun dengan janji-janji, baik partai yang berkuasa maupun partai yang tidak berkuasa. Pada saat ini sebagian masyarakat merasa sangsi terhadap janji-janji partai. Sebagian masyarakat itu bahkan merasa bosan dengan janji-janji itu. Realisasi partai yang manfaatnya dapat dinikmati masyarakat jauh sekali. Fenomena ini sangat menarik untuk dicermati.

Tengoklah di Palestina. Sebelum Hamas berkuasa, partai Fatah menguasai politik Palestina. Partai Fatah sebelumnya didukung oleh pemimpin PLO, Abu Ammar alias Yaser Arafat. Hari ini partai Fatah didukung oleh Mahmud Abbas. Masyarakat kerap kecewa dengan partai Fatah. Kesejahteraan masyarakat pun tidak banyak berubah. Bahkan hari demi hari semakin buruk seiring tekanan kebrutalan militer Zionis-Israel ke Palestina.

Ada sebuah majelis taklim yang biasa bergerak dalam bidang sosial yaitu Hizbullah dan Hamas. Hizbullah memang tidak berkonversi menjadi partai, tetapi Hamas berkonversi menjadi partai. Keberadaan Hizbullah dan Hamas sangat dekat di hati masyarakat Palestina. Apalagi mereka dengan gagah berani menjadi pahlawan tatkala pasukan Zionis menyerbu masyarakat tak bersenjata. Pasukan Zionis yang didukung peralatan tempur paling mutakhir melawan pasukan majelis taklim yang tidak profesional di dalam peperangan. Persiapan perang pasukan majlis taklim ini jangan dianggap remeh. Mereka menyiapkan ketajaman senjata mereka serta strategi perang yang hebat. Layaknya pasukan majlis taklim ini mewarisi tradisi para Nabi.

Tengoklah perang Badar ketika mukminin berjumlah 300 orang melawan tentara kafir berjumlah 1000 orang. Mukminin menang dengan gemilang dalam perang Badar. Demikian pula dalam perang Uhud ketika mukminin berjumlah 1000 orang dan tentara kafir berjumlah 3000 orang. Dalam perang Uhud nyaris saja mukminin menang jika para pemanah di gunung Uhud tidak melanggar perintah Nabi dan mengejar ganimah. Ketika pemanah turun, panglima kafir saat itu, Khalid bin Walid segera menyusun pasukan dan kembali menyerang mukminin. Saat itu para sahabat Nabi lari tunggang-langgang. Nabi pun hampir saja terbunuh kalau saja tidak ada beberapa sahabat lain di sekitar Nabi. Ali ada di sekitar Nabi dan melindungi Nabi dari serangan musuh.

Ketika Hamas berubah menjadi partai, partai Hamas menang mutlak. Menurut catatan, kemenangan Hamas di atas angka 80%. Kemenangan partai Hamas ini menjatuhkan partai Fatah yang menguasai pemilihan umum di sepanjang sejarahnya.

Tetapi kemenangan ini ditolak Zionis. Zionis hanya mengakui Mahmud Abbas sebagai presiden. Zionis pun menangkapi dengan brutal menteri-menteri yang berasal dari partai Hamas, sebagian di antaranya dibunuh dan diteror. Zionis ingin Hamas jatuh dan ketakutan. Sebaliknya, Hamas malah tak surut keberaniannya melawan Zionis.

Bagaimana dengan di Indonesia, melihat kejenuhan masyarakat akan partai-partai, masihkah partai-partai mengedepankan janji-janji di dalam program-programnya? Pada masa yang akan datang, akan dapat diramalkan, akan ada partai Hamas atau partai majlis taklim atau partai garasi di Indonesia. Partai tidak lagi dilihat dari gedungnya yang megah dan mentereng, juga tidak dari banyaknya ludah yang tersembur karena propaganda, atau dari pengajian yang kosong dari amaliahnya; melainkan dari program yang nyata dilaksanakan di masyarakatnya.

Fenomena di Indonesia sekarang sangat mendukung hal itu. Orang tidak lagi melihat partai sebagai pilihan melainkan melihat sosok orang yang akan dipilihnya. Bisa saja orang ada calon legislatif (caleg) dari partai A, B atau C dengan nomor urut pertama atau kedua. Tetapi pemenang pemilu tidak lagi ditentukan dari nomor urut. Hal ini telah disahkan Mahkamah Konstitusi ketika melihat banyaknya politik uang demi mendapat nomor urut pertama dari suatu partai.

Bagaimana dengan di Indonesia, melihat kejenuhan masyarakat akan partai-partai, masihkah partai-partai mengedepankan janji-janji di dalam program-programnya?

0 comments: