Monday, December 8, 2008

Cerita Nabi DOA AROFAH DAN IDUL ADHA

DOA AROFAH DAN IDUL ADHA

Ada sebuah doa yang sangat indah yang dibuat oleh Imam Husain bin Ali, putra Fatimah Azzahra. Doa itu disebut sebagai doa arafah.

Idul Adha diperingati sebagai bagian dari ritual Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim adalah nabi yang sangat dihormati oleh agama-agama besar di dunia (Islam, Kristen, Yahudi). Orang-orang yang menganut agama besar itu mengklaim bahwa Nabi Ibrahim as termasuk ke dalam agama mereka. Allah berfirman bahwa Ibrahim termasuk ke dalam orang-orang hanif dan muslim (berserah diri).

Nabi Ibrahim as merupakan nabi yang pandai. Ia dengan argumennya melawan kesesatan kaumnya. Pada suatu hari Nabi Ibrahim memasuki sinagog atau tempat ibadah. Raja Namrud pun menyembah berhala di sinagog itu. Sebelum Raja Namrud masuk ke sinagog itu, Nabi Ibrahim masuk ke sinagog itu dan melihat di dalam sinagog itu penuh dengan berhala. Nabi Ibrahim mengambil sebuah kapak dan menghancurkan berhala-berhala yg ada di sana. Semua berhala di sana dihancurkan kecuali satu berhala yang paling besar. Nabi Ibrahim as mengalungkan kapak di leher berhala besar itu.

Ketika Raja Namrud datang, ia kaget melihat berhala-berhala yang telah hancur. "Siapa yang berani menghacurkan tuhan-tuhan kami?" Lalu seseorang berkata bahwa sebelum Raja datang, ada seorang pemuda yang memasuki sinagog itu. Raja Namrud lalu memerintahkan untuk mencari dan menangkap pemuda itu. Maka ditangkaplah Nabi Ibrahim as dan dibawa ke hadapan Raja Namrud. Raja Namrud berkata, "Betapa beraninya engkau menghancurkan tuhan-tuhan kami." Ibrahim menjawab, "Aku tak menghancurkan tuhan-tuhan itu. Bukankah kapak itu digunakan sebagai kalung oleh tuhan yang paling besar? Cobalah tanya kepadanya." Raja Namrud menjawab, "Tak mungkin patung itu dapat menjawab." Nabi Ibrahim berkata lagi, "Bukankah tuhan-tuhan itu memiliki kekuatan yang besar? Bukankah kalian melihat kapak di leher tuhan yang besar. Tuhan-tuhan kecil itu dikalahkan oleh tuhan yang besar itu." Raja Namrud marah dan menukas, "Tidak mungkin patung bisa menghancurkan patung yang lainnya." Ibrahim menjawab, "Bila patung tak bisa menghancurkan patung lainnya, mengapa engkau sembah?"

Pada dialog yang indah itu dikemukakan argumen Ibrahim yang cemerlang. Raja Namrud tak bisa mematahkan argumen Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as pun disidang dengan "kesalahan" itu. Raja Namrud tega menghukum Nabi Ibrahim untuk dibakar di atas api. Tetapi ketika hukuman itu dilaksanakan, Nabi Ibrahim as tidak dapat terbakar oleh api karena Allah swt memerintahkan agar api terasa dingin pada Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim pun lolos dari hukuman Raja Namrud dan pergi berdakwah ke Mesir. Dakwahnya di Mesir tidak didengar orang. Ibrahim as pun pergi ke Palestina. Di Palestina pun dakwahnya tidak didengar orang. Lalu Ibrahim as mengajak Istrinya, Hajar, untuk pergi ke sebuah tempat yang kering di tengah padang pasir. Ia meninggalkan Sarah di Palestina. Padang pasir tempat Ibrahim dan Hajar tinggal itu adalah lembah Mekah. Nabi Ibrahim berdiam di sana untuk beberapa lama hingga Hajar mengandung.

Atas perintah Allah swt, Nabi Ibrahim pergi kembali ke Palestina menengok istrinya, Sarah dan putranya Ishak. Sementara Hajar ditinggal sendirian di tengah lembah padang pasir itu.

Tibalah saatnya Hajar untuk melahirkan. Selesai seorang diri melahirkan, Hajar merasa kehausan. Tetapi dilihatnya tidak ada air di sekitarnya. Tetapi Hajar tidak putus asa. Ia lalu naik ke bukit Shafa untuk mencari air, tidak ditemukan. Ia pun naik ke bukit Marwah untuk melihat bila ada air di sekitarnya, ternyata tetap tidak ada. Ritual ini dilakukan di dalam haji dan disebut sebagai sai yang berarti berusaha. Akhirnya air memancar di kaki Ismail dan hingga kini mengalir. Air ini disebut sebagai air zamzam.

Ibrahim pun kembali dari Palestina ke Mekah dan mendapati putranya, Ismail, tumbuh menjadi anak yang sehat. Ibrahim begitu menyayangi putranya ini sebagaimana cintanya kepada Ishak, putranya dari Sarah. Di tengah kecintaannya kepada anaknya itu, turunlah perintah Allah agar Ismail disembelih. Perintah ini disampaikan Allah melalui mimpi. Mimpi para nabi adalah mimpi yang benar dan tidak mungkin berasal dari setan. Karena itu Nabi Ibrahim bergerak untuk melaksanakan perintah Allah itu.

Di tengah pelaksanaan perintah Allah itu datanglah setan hendak melarang Ibrahim melaksanakan perintah Tuhannya. Ibrahim melempar setan itu dengan batu hingga setan itu pergi. Datang setan yang kedua hendak melarang Ibrahim melaksanakan perintah Tuhannya. Ibrahim melempar setan yang kedua itu dengan batu hingga setan itu pergi. Datang setan yang ketiga hendak melarang Ibrahim melaksanakan perintah Tuhannya. Ibrahim melempar setan yang ketiga itu dengan batu hingga setan itu pergi. Ritual ini mesti dilaksanakan oleh jemaah haji.

Imam Husain membuat sebuah doa yang disebut doa arafah. Doa ini diucapkan ketika Imam Husain berada di tengah-tengah padang arafah, yaitu ketika wukuf di Arafah. Inti dari haji adalah wukuf di Arafah. Seseorang yang meninggalkan wukuf di Arafah tidak dapat dikatakan melaksanakan haji. Imam Husain pergi dari Madinah dan berada di Mekah selama lebih dari dua bulan. Imam Husain berusaha mengajak kaum muslimin untuk melawan Yazid, penguasa saat itu. Imam Husain berkata bahwa Islam bukanlah menjadi Islam bila dipimpin oleh seorang seperti Yazid, seorang peminum khamr dan pendosa yang berbuat dosa secara terang terangan. Orang muslim mesti menyatakan selamat tinggal bila dipimpin oleh seorang seperti Yazid.

Pada saat ini pun para jemaah haji acap diajak untuk berdemo menghadapi kelaliman AS dan Israel serta kejahatan yang dilakukannya di jalur gaza, tepi barat dan di seluruh dunia. Tetapi para jemaah haji itu telah diberi pesan oleh pemimpin-pemimpinnya agar tidak berpolitik dalam beribadah. Para jemaah diminta agar mengkhusukan diri dalam beribadah dan tidak berpolitik. Padahal inilah seruan yang mirip dengan seruan Imam Husain. Mengapa ketika terjadi pembunuhan dan kelaliman dunia diam saja dan tidak berteriak?

Ketika tepi barat diboikot oleh Israel, tidak ada yang boleh berdagang, tidak ada listrik di malam hari, tidak boleh ada obat-obatan yang masuk; dunia diam saja. Tepi barat menjadi penjara yang besar bagi warga Palestina. Ketika warga Mesir merasa kasihan dengan warga tepi barat dan meminta agar perbatasan Mesir-Palestina dibuka, Presiden Mesir, Hosni Mubarak malah menutupnya dan mengirimkan ribuan polisi agar tidak ada pengungsi yang masuk ke Mesir dari Palestina. Hosni Mubarak sama sekali tidak ada barokahnya bagi masyarakat.

Kembali kepada ritual Nabi Ibrahim. Akhirnya Nabi Ibrahim as melaksanakan tugasnya untuk menyembelih Ismail as. Tetapi sembelihannya diganti dengan sembelihan agung (dzibhin adzim). Ibrahim pun telah selesai melaksanakan perintah-perintah Tuhannya dengan sempurna. Maka Nabi Ibrahim as pun diangkat sebagai imam.

Berikut ini adalah domba yang disembelih sebagai bagian dari peristiwa Idul Adha.

0 comments: